Menu
Your Cart
Alasan OpenAI Tolak Tawaran Akuisisi Senilai US$97,4 miliar dari Elon Musk

Alasan OpenAI Tolak Tawaran Akuisisi Senilai US$97,4 miliar dari Elon Musk

OpenAI secara resmi menolak proposal Elon Musk senilai US$97,4 miliar atau lebih dari Rp. 1.500 triliun untuk membeli perusahaan induk nirlaba yang menaungi startup kecerdasan buatan tersebut. 

Dalam surat yang dikirimkan kepada pengacara Musk pada hari Jumat, pengacara OpenAI, William Savitt, menjelaskan bahwa dewan OpenAI telah meninjau proposal tersebut dan memutuskan bahwa tawaran Elon Musk, yang semula dipublikasikan secara luas, sebenarnya bukanlah tawaran yang sah.

Savitt mengungkapkan bahwa meskipun proposal tersebut diajukan, itu tidak sesuai dengan kepentingan terbaik misi OpenAI dan oleh karena itu ditolak. Keputusan dewan OpenAI mengenai hal ini diambil secara bulat.

Penegasan Tidak Dijual dari OpenAI

Bret Taylor, Ketua OpenAI, menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak untuk dijual. Taylor juga menegaskan bahwa setiap upaya reorganisasi OpenAI ke depan akan lebih memperkuat lembaga nirlaba tersebut dan misi mereka untuk memastikan bahwa kecerdasan buatan umum (AGI) dapat memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia.

Sebelumnya, pengacara Musk, Marc Toberoff, mengungkapkan bahwa Musk memimpin sekelompok investor yang mengajukan tawaran untuk membeli kendali OpenAI senilai US$97,4 miliar. Toberoff juga menyampaikan bahwa penawaran tersebut ditujukan untuk perusahaan nirlaba yang menaungi ChatGPT, dengan Musk berharap agar OpenAI kembali menjadi kekuatan sumber terbuka yang lebih berfokus pada aspek keamanan dan tujuan awalnya.

Tanggapan CEO OpenAI

Tanggapan dari CEO OpenAI, Sam Altman, diberikan melalui platform X (sebelumnya Twitter), di mana Altman menolak tawaran tersebut dan justru mengatakan bahwa mereka akan membeli Twitter seharga US$9,74 miliar jika Musk bersedia menjualnya. Musk kemudian menanggapi komentar Altman dengan menyebutnya sebagai "penipu" dalam balasan yang diposting di platform tersebut.

Latar Belakang Konflik Musk dan Altman

Drama antara Musk dan Altman dimulai pada tahun 2015 ketika mereka berdua mendirikan OpenAI sebagai laboratorium penelitian AI nirlaba. Sejak itu, hubungan mereka mengalami perubahan signifikan, dengan keduanya menjadi musuh bebuyutan setelah keberhasilan OpenAI dengan ChatGPT, sebuah chatbot AI yang sangat viral.

OpenAI belakangan ini berusaha untuk bertransformasi dari organisasi nirlaba menjadi entitas bisnis sepenuhnya karena tingginya permintaan komersial. Beberapa perusahaan besar, seperti Microsoft yang menginvestasikan miliaran dolar, serta SoftBank yang hampir menyelesaikan investasi senilai US$40 miliar, telah memberikan dukungan finansial kepada OpenAI. Di sisi lain, Musk menggugat OpenAI atas dugaan pelanggaran kontrak terkait dengan transisi ini dan mendirikan perusahaan AI baru, xAI, yang bersaing langsung dengan OpenAI.

Kompleksitas Proposal Akuisisi dan Status OpenAI

Meskipun dewan OpenAI menolak tawaran Musk, situasi menjadi semakin rumit karena OpenAI tetap berada di bawah naungan organisasi induk nirlaba. Meskipun dewan direksi OpenAI tidak memiliki tanggung jawab fidusia kepada investor, mereka terikat pada piagam OpenAI yang secara tegas menyebutkan bahwa misi utama organisasi adalah memastikan bahwa kecerdasan buatan dapat memberikan manfaat bagi umat manusia.

Sebelumnya, pada awal Januari, Toberoff mengirimkan surat kepada jaksa agung di California dan Delaware, meminta agar proposal akuisisi Musk dibuka untuk umum. Musk kemudian menyampaikan dalam pengajuan pengadilan bahwa ia akan menarik tawarannya untuk divisi nirlaba OpenAI jika organisasi tersebut menghentikan proses transisinya menjadi entitas bisnis yang sepenuhnya komersial.

 

Leave Your Comment